Langsung ke konten utama

5 Pemain yang Dibeli Madrid Setelah Tampil Gemilang di Piala Dunia, Nomor 3 Andalan Italia

BUKAN rahasia lagi bahwa Real Madrid merupakan klub yang identik kerap membeli para pemain bintang. Salah satu acuan klub berjuluk Les Merengues itu dalam merekrut pemain adalah dengan melihat performa pemain tersebut dalam gelaran Piala Dunia. Dengan kata lain, gelaran Piala Dunia menjadi ajang bagi Madrid untuk memburu pemain berkualitas.

Gelaran Piala Dunia 2018 telah usai. Kini berbagai spekulasi dan dugaan pun bertebaran mengenai siapa sosok yang akan diboyong Madrid pada musim panas 2018. Tapi, sebelum melangkah ke sana, ada baiknya menengok dahulu jajaran para pemain yang bersinar di Piala Dunia dan kemudian diboyong Madrid. Berikut adalah lima pemain yang dibeli Madrid setelah tampil gemilang di Piala Dunia
5. Robert Jarni (1998)
Pada gelaran Piala Dunia 1998, Timnas Kroasia tampil luar biasa, di mana mereka mampu melangkah jauh hingga babak semifinal. Saat itu, Kroasia dihuni oleh para pemain berkualitas dalam diri Zvonimir Boban, Davor Suker, Igor Stimac, Robert Porsinecki, hingga Robert Jarni. Saat itu, Jarni berusia 30 tahun dan dengan pengalaman serta kualitasnya mampu menjadi salah satu bek kiri terbaik pada masanya.

Meski berposisi sebagai bek, namun Jarni kerap membantu penyerangan dan mencetak gol melalui tembakan spektakulernya. Jarni adalah salah satu sosok penting di Timnas Kroasia 1998. Tak ayal, selepas Piala Dunia 2018 usai, Jarni pun direkrut oleh Madrid dari Real Betis.
4. Ronaldo (2002)
Piala Dunia 2002 dapat dikatakan benar-benar menjadi panggung bagi Ronaldo Nasario Luiz de Lima. Selain karena Ronaldo mampu membawa Timnas Brasil menjadi juara dunia, ia sendiri pun mencatatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak dalam gelaran tersebut. Dengan performa yang luar biasa itu, Ronaldo pun direkrut oleh Madrid dari Inter Milan.
Perekrutan Ronaldo tersebut juga tak lepas dari upaya Madrid yang sedang membangun era Los Galacticos. Sebelum gelaran Piala Dunia 2002 dihelat, nama Ronaldo sebenarnya sudah mengharum, baik itu saat membela Inter maupun Barcelona. Hanya saja, pada saat 2002-lah Madrid baru bisa mendatangkan striker yang dikenal sebagai Il Fenomeno tersebut.
3. Fabio Cannavaro (2006)
Tak ada yang menyangka bahwa dalam gelaran Piala Dunia 2006, Timnas Italia akan mampu menjadi juara dunia. Selain karena Liga Italia pada saat itu baru saja terlibat skandal Calciopoli, para penggawa Timnas Italia juga sudah lagi tidak bisa dikatakan muda. Akan tetapi, Timnas Italia yang dipimpin oleh Fabio Cannavaro pada saat itu membuktikan bahwa Gli Azzurri masih memiliki taji.

Pada saat itu, Italia dikenal dengan permainan bertahannya yang luar biasa atau disebut Catenaccio. Nama Cannavaro pun menjadi yang paling disorot dalam melaksanakan taktik tersebut, mengingat posisinya sebagai bek tengah. Terlebih lagi, hingga kompetisi berakhir, Italia hanya kebobolan dua gol saja. Tak ayal, Real Madrid pun terpincut untuk mendatangkan Cannavaro pada musim panas 2016.

Langkah Madrid mendatangkan Cannavaro semakin dipermudah lanteran Juventus, selaku klub pemilik si pemain tersandung kasus Calciopoli yang membuat mereka harus terdegradasi. Saat itu, Juve kehilangan hampir semua pemain bintangnya.
2. Mesut Ozil (2010)
Piala Dunia 2010 menjadi panggung pertama bagi Mesut Ozil tampil di turnamen akbar internasional. Saat itu, kehadiran Ozil sempat mengundang sensasi lantaran ia lebih memilih bergabung dengan Timnas Jerman ketimbang Turki. Tapi, yang lebih sensasional lagi adalah performa Ozil yang saat itu masih 21 tahun, namun sudah menampilkan permainan atraktif.

Berposisi sebagai gelandang, Ozil mampu menjadi jenderal lapangan tengah yang mengatur jalannya pertandingan. Dapat dikatakan, Ozil merupakan otak utama dari serangan Jerman dengan umpan-umpannya yang brilian. Meski pada saat itu Jerman tak menjadi juara dunia, namun performa yang ditunjukkan Ozil telah mampu memikat Madrid untuk meminangnya.
1. James Rodriguez (2014)
Timnas Kolombia sempat dilanda gelisah kala striker andalan mereka, Radamel Falcao, tak bisa ikut serta dalam Piala Dunia 2014 lantaran mengalami cedera. Saat itulah muncul seorang pemain muda berkualitas bernama James Rodriguez yang terbukti mampu menopang Kolombia melaju jauh hingga perempatfinal.

Meski berposisi sebagai gelandang, namun James mampu menjadi mesin gol bagi Kolombia. Tercatat, enam gol dibukukannya sepanjang turnamen berlangsung dan menjadikannya peraih Sepatu Emas. Selain itu, James juga memiliki teknik yang luar biasa dan mampu memberi ruang bagi rekan setimnya untuk mencetak gol. Real Madrid yang terkesan dengan performa James tersebut pun memboyongnya pada musim panas 2014. sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

An easy way to get the first 1000 $ from forex

For those of you who are still ordinary, of course, wondering about how to play forex? Many people imagine easy ways, buy currencies at low prices, then sell at high prices. In fact, to be able to do it well and achieve profits, an understanding of the rules and methods of forex trading is summarized in the following 10 points. Forex Trading Can Be Done Anytime And Anywhere The time of opening the forex market is divided into several main trading sessions, namely: Sydney (Australia) Session, Tokyo (Asia) Session, London (Europe) Session, New York (American) Session. These trading sessions open alternately, so as if forex trading takes place without interruption. This fact has a big effect after the birth of online forex trading methods, because it means that forex traders throughout the world can trade 24 hours a day for 5 days a week. You can trade forex before battling to the office, before going to bed at night, or even during work breaks. 2. How To Trade Forex Online Requires...

Cetak 38 Gol, Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Gothia di Swedia

Penulis: Emilius Caesar Alexey Dengan kemenangan itu, tim LKG-SKF membukukan 38 gol dari tujuh laga sejak babak penyisihan grup. Tim LKG-SKF mendapat keuntungan setelah mampu mencetak gol pada 30 detik setelah laga dimulai. Revano Adhiendra mencetak gol pembuka dengan memanfaatkan umpan tarik dari sayap kanan.Gol cepat itu memberi beban bagi Kinna sehingga permainan mereka menjadi tidak teratur. Para pemain Swedia itu lebih sering membuang bola ke luar atau menendang bola ke atas secara sembarangan, demi memotong aliran bola LKG-SKF. "Saya gembira dapat membuka keunggulan bagi LKG-SKF," kata Revano.Pada babak kedua, serangan dari Kinna menjadi terorganisasi dengan lebih baik. Umpan-umpan ke depan dikejar oleh penyerang Rinor Dobraj dan beberapa kali mengancam gawang tim asal Indonesia. Namun, Rabani Tasnim Sidiq membuat keunggulan LKG-SKF bertambah setelah tendangan volinya gagal dihalau kiper Kinna. Kiper tuan rumah mengira bola akan diumpankan, tetapi just...

Punya Mentalitas Besar, Zlatan Ibrahimovic Ternyata Sempat Frustrasi Akibat Cedera Panjang

Pada musim pertamanya bersama Manchester United, Zlatan Ibrahimovic tampil di 46 pertandingan dan mencetak 28 gol. Namun jelang musim 2016-2017 berakhir, Zlatan Ibrahimovic tidak bisa lagi membantu Manchester United akibat cedera panjang.Pemain yang kini telah berusia 36 tahun itu mengalami cedera ligamen lutut dalam pertandingan leg 2 perempat final Liga Europa 2016-2017 menghadapi Anderlecht pada April 2017. Zlatan Ibrahimovic baru kembali bermain setelah absen selama 7 bulan dan hanya mampu membukukan 1 gol dalam 7 pertandingan.Gol tersebut pun hanya mampu ia cetak dalam ajang Piala Liga Inggris saat Manchester United disingkirkan Bristol City. Dengan mentalitas besar yang dimiliki, cedera tersebut ternyata sempat membuat Zlatan Ibrahimovic frustrasi.Dengan usianya yang sudah tidak muda lagi, bukan tidak mungkin cedera tersebut bakal menjadi akhir kariernya. Hal ini membuat Zlatan Ibrahimovic sangat bersyukur bahwa dirinya bisa kembali bermain, meski tidak dapat mempertaha...